Rabu, 19 November 2014

makalah Manusia dan Peradaban


Bagi teman - teman yang masih pusing mengenai tugas matkul Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, niih saya share makalah yang saya tulis.

BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
       Manusia merupakan makhluk individu dan sosial. Sebagai makhluk individu, manusia mempunyai hak untuk memenuhi kebutuhan pribadi mereka. Dan sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan sesamanya untuk melaksanakan segala aktivitas dalam rangka memenuhi kebutuhan mereka. Kehidupan manusia berlangsung dinamis, yakni berkembang dan mengalami perubahan – perubahan. Perubahan sosial yang terjadi meliputi peningkatan maupun penurunan dalam berbagai aspek. Hal tersebut tidak terlepas dari pengaruh manusia itu sendiri dan lingkungan sekitarnya.
       Manusia tinggal dalam dimensi ruang dan waktu. Mereka mendiami suatu daerah pada waktu tertentu. Dalam sejarah kehidupan manusia, tercatat bahwa terdapat peradaban – peradaban besar yang membuktikan bahwa kehidupan manusia mengalami kejayaan dan kemajuan di suatu daerah pada masanya. Sebagai contoh, peradaban Mesir kuno yang kala itu kehidupan masyarakatnya mencapai puncak kejayaan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Berbagai macam peninggalan sejarah telah dihasilkan, seperti bangunan piramida yang dibangun oleh masyarakat Mesir yang membuat manusia terpukau karena pada masa tersebut teknologi sangat sederhana tidak seperti sekarang ini. namun masyarakat Mesir kuno telah berhasil membangun piramida sebagai bukti peradaban mereka yang telah maju dalam pembangunan.
       Perkembangan zaman menuntut manusia untuk menyesuaikan diri terhadapnya. Begitu pula ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang. Mereka dituntut untuk mengubah pola pikirnya menjadi lebih rasional di zaman yang modern ini. Hal tersebut akan membantu mereka dalam menghadapi tantangan zaman. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengambil judul  “Manusia dan Peradaban”.

B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengambil rumusan masalah sebagai berikut :
1.    Apa yang dimaksud dengan peradaban dan bagaimana perbedaannya dengan kebudayaan?
2.    Apa pengertian, bentuk – bentuk, dan faktor yang menyebabkan perubahan sosial?
3.    Apa saja pengertian, syarat, dan ciri dari modernisasi?

C.      Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain :
1.    Menjelaskan pengertian peradaban dan perbedaannya dengan kebudayaan.
2.    Menjelaskan pengertian, bentuk dan faktor yang menyebabkan perubahan sosial.
3.    Menjelaskan pengertian, syarat, dan ciri dari modernisasi.

D.      Manfaat Penulisan
1.    Bagi penulis
Penulisan makalah ini diharapkan mampu membuat penulis menjadi lebih peka terhadap manusia dan kehidupan sosial yang terjadi di sekitarnya.
2.    Bagi pembaca
Penulisan ini diharapkan mampu menambah wawasan bagi pembaca sehingga mereka dapat mengetahui dan memahami tentang peradaban manusia, perubahan sosial, dan modernisasi.



BAB II
PEMBAHASAN
A.      Peradaban Manusia
1.    Pengertian Peradaban
Peradaban mengambil padanan kata civilization yang berarti nilai hidup satu kelompok atau bangsa yang dihadapinya dalam era tertentu. Peradaban adalah suatu istilah yang digunakan untuk menyebut bagian – bagian atau unsur – unsur suatu kebudayaan yang dianggap halus, maju, dan indah. Dalam definisi peradaban juga mengandung adanya perkembangan pengetahuan dan kecakapan, sehingga orang memungkinkan memiliki tabiat beradab. Karena itu, manusia beradab salah satunya memiliki ciri mampu mengendalikan dirinya, yakni menyangkut sopan santun, budi bahasa, dan kebudayaan suatu bangsa.[1]
Peradaban adalah kebudayaan yang telah mencapai taraf perkembangan teknologi yang sudah lebih tinggi. Pengertian yang lain menyebutkan bahwa peradaban adalah kumpulan seluruh hasil budi daya manusia, yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, baik fisik (misalnya bangunan, jalan), maupun non – fisik (nilai – nilai, tatanan, seni budaya, maupun iptek).[2]
Sebenarnya peradaban sudah ada dari zaman dahulu kala yang disebut dengan peradaban dunia; kuno atau klasik pra – Islam. Di antara peradaban – peradaban itu adalah:
a.      Peradaban Irak, di antara peradaban yang terpenting adalah Sumeria, Akkadia, Ayalamiyah, Babilonia, Asyuriah, dan Kaldaniah.
b.     Peradaban Syam, di antara peradaban yang terpenting adalah Amuriyah, Vinikia, Kan’an, Aramiyah, Anbath, Tadmur, Ghassan, dan Munazarah.
c.      Peradaban Mesir, peradaban yang terpenting adalah peradabaan Fir’aun dan peradaban Heksus
d.     Peradaban Yaman, di antaranya Ma’in, Saba’, Himyar, dan Qatban.
e.      Peradaban Persia
f.      Peradaban Yunani dan Romawi
2.     Perbedaan Peradaban dan kebudayaan
Pada dasarnya peradaban dan kebudayaan adalah dua hal yang berbeda. Kebudayaan adalah semua hasil yang dipikirkan oleh manusia. Peradaban adalah nilai-nilai kebudayaan melalui perwujudan norma – norma yang selanjutnya dijadikan tolak ukur bagi kepantasan perilaku warga masyarakat. Setidaknya ada beberapa hal yang bisa dijadikan ciri dari perbedaan peradaban dan kebudayaan, antara lain sebagai berikut :
a.    Peradaban (hadharah, civilization) berakar pada ide tentang kota. Kemajuan material (ilmu dan teknologi), aspek kehalusan, penataan sosial dan aspek kemajuan lain. Kebudayaan (culture, tsaqafah) berakar pada ide mengenai nilai, tujuan, pemikiran yang ditransmisikan melalui ilmu, seni dan agama suatu masyarakat.
b.     Kebudayaan dan peradaban merupakan aspek-aspek kehidupan sosial manusia. Sebuah deskripsi mengenai kontras-kontras antara kebudayaan dan peradaban dijelaskan secara menarik oleh Alija Izebegovic dalam Membangun Jalan Tengah. Karena peradaban dan kebudayaan adalah dua aspek dalam kehidupan manusia, ada interelasi antara keduanya. Sebagaimana interelasi antara aspek spiritual, mental dan material dalam diri manusia.
c.    Ide utama yang terkandung dalam peradaban adalah kemajuan, perkembangan (progress dan development). Tetapi sebuah masyarakat memiliki nilai-nilai, pemikiran-pemikiran dasar yang tetap, yang menjadi identitas kulturalnya. Nilai – nilai yang tidak hilang begitu saja ketika sebuah peradaban mundur atau hancur. Yang terjadi adalah nilai-nilai itu menjadi tidak efektif secara sosial.
d.   Sebuah peradaban mengalami siklus dalam ruang dan waktu. Ia mengalami pasang dan surut. Sedang kebudayaan lepas dari kontradiksi ruang dan waktu. Ia memiliki ukuran tersendiri (ukuran benar salah, tepat tidak atau berguna tidak) di dunia pemikiran.
e.    Membangun peradaban tidak bisa dengan sekedar menumpuk-numpuk produk peradaban lain. Sebuah peradaban diukur dari pencapaiannya. Untuk membangun peradaban perlu adanya jaringan sosial atau inovasi sosial yang menciptakan pranata (institusi) sosial yang memungkinkannya menerima dan mengembangkan produk-produk peradaban lain dalam konteks kebudayaan sendiri.[3]

B.     Perubahan Sosial
1.    Pengertian Perubahan Sosial
Setiap masyarakat di mana pun pasti akan mengalami perubahan dan dinamika sosial budaya, baik di desa maupun perkotaan. Perubahan dan dinamika itu merupakan akibat dari adanya interaksi manusia dan antarkelompok. Akibatnya, di antara mereka terjadi proses saling mempengaruhi yang menyebabkan perubahan dan dinamika sosial.[4]
Berikut ini adalah pengertian perubahan sosial menurut para sosiolog.
a.      Hans Garth dan C. Wright Mills
Perubahan sosial adalah apapun yang terjadi (kemuculan perkembangannya dan kemunduran), dalam kurun waktu tertentu terhadap peran, lembaga, atau tatanan yang meliputi struktur sosial.
b.     Gillin dan Gillin
Perubahan sosial adalah suatu variasi dari cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan – perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, dan ideologi maupun karena adanya difusi ataupun penemuan – penemuan baru dalam masyarakat.
c.      Samuel Koenig
Perubahan sosial menunjuk pada modifikasi – modifikasi yang terjadi dalam pola – pola kehidupan manusia.
d.     Selo Soemardjan
Perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga – lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku di antara kelompok – kelompok dalam masyarakat.[5]
Parsudi Suparlan mengungkapkan bahwa ada perbedaan antara perubahan sosial dan perubahan kebudayaan. Yang dimaksud dengan perubahan sosial adalah perubahan dalam struktur sosial dalam pola – pola hubungan sosial antara lain mencakup sistem status, hubungan – hubungan dalam keluarga, sistem – sistem politik dan kekuatan, dan penyebaran penduduk. Sedangkan yang dimaksud dengan perubahan kebudayaan adalah perubahan yang terjadi dalam sistem ide yang dimiliki bersama oleh para warga atau sejumlah warga masyarakat yang bersangkutan, antara lain mencakup aturan – aturan atau norma – norma yang digunakan sebagai pegangan dalam kehidupan warga masyarakat, nilai – nilai teknologi, selera, rasa keindahan atau kesenian, dan bahasa.
Walaupun perubahan sosial dapat dibedakan dengan perubahan kebudayaan, namun pembahasan – pembahasan mengenai perubahan sosial tidak akan mencapai suatu pengertian yang pas, jika dalam pembahasan itu sama sekali tidak dikaitkan perubahan kebudayaan yang terwujud dalam lingkungan masyarakat yang bersangkutan.[6]
2.      Bentuk – Bentuk Perubahan Sosial Budaya
a.       Perubahan Secara Cepat
Perubahan sosial budaya yang terjadi secara cepat disebut revolusi. Prosesnya terjadi secara tiba – tiba, akan tetapi perubahannya sangat mendasar sehingga berdampak luas. Contohnya, Proklamasi Kemerdekaan bangsa Indonesia yang mengubah bangsa Indonesia dari bangsa yang terjajah menjadi bangsa yang merdeka.
b.      Perubahan Secara Lambat
Perubahan sosial budaya yang terjadi secara lambat disebut evolusi. Prosesnya terjadi secara lambat, dalam jangka waktu berangsur – angsur. Contohnya, peranan keluarga luas seperti marga pada masyarakat Batak. Peranan marga masyarakat Batak yang hidup di kota – kota besar semakin lemah bergeser ke arah semakin kuatnya peranan keluarga batih.
c.       Perubahan Direncanakan
Perubahan yang direncanakan adalah perubahan yang diproses melalui suatu program atau rencana tertentu agar menghasilkan perubahan tertentu pula. Contohnya, Program Keluarga Berencana yang mengubah pola keluarga dengan banyak anak menjadi keluarga sejahtera dengan sedikit anak.
d.      Perubahan Tidak Direncanakan
Perubahan yang tidak direncanakan umumnya terjadi akibat adanya perubahan alam, misalnya bencana alam. Penduduk terpaksa harus pindah ke daerah lain yang lebih aman. Di tempat yang baru mereka harus menyesuaikan diri (beradaptasi) dengan lingkungan yang baru.
e.       Perubahan yang Berpengaruh Luas
Perubahan yang berpengaruh luas terjadi akibat adanya perubahan yang mendasar sehingga dampaknya memperngaruhi banyak segi kehidupan dalam masyarakat. Contohnya, program listrik masuk desa tidak semata – mata menggantikan penerangan lampu minyak tanah. Melalui program ini, terjadi percepatan masuknya sarana komunikasi audio visual seperti radio dan televisi yang banyak memberikan pengaruh terhadap kehidupan masyarakat. Program ini membantu peningkatan industri rumah tangga di daerah pedesaan.



f.       Perubahan yang Tidak Berpengaruh Luas
Perubahan yang pengaruhnya tidak luas, hanya terbatas ke dalam unsur budaya tertentu saja. Misalnya, perubahan mode pakaian dan mode rambut, tidak banyak mempengaruhi kehidupan masyarakat lainnya. [7]
g.      Perubahan Struktural
Perubahan ini merupakan perubahan yang sangat mendasar yang menyebabkan timbulnya reorganisasi dalam masyarakat. Contohnya perubahan sistem kekuasaan dari kolonial ke nasional.
h.      Perubahan Proses
Perubahan proses adalah perubahan yang sifatnya tidak mendasar. Perubahan ini hanya merupakan penyempurnaan dari perubahan sebelumnya. Contohnya adalah amandemen terhadap UUD 1945 yang dilakukan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Amandemen yang dilakukan dengan menghapus dan menambahkan beberapa pasal itu dimaksudkan untuk menyempurnakan pasal –pasal yang sudah ada agar sesuai dengan keadaan masyarakat Indonesia sekarang ini.[8]
3.    Faktor Penyebab Terjadinya Perubahan Sosial Budaya
Soekanto mengelompokkan faktor – faktor yang menyebabkan perubahan sosial dalam dua golongan besar, yaitu faktor yang berasal dari dalam masyarakat sendiri (faktor internal) dan faktor yang bersumber dari luar masyarakat (faktor eksternal).
a.         Faktor Internal
1)   Bertambah atau berkurangnya penduduk
Pertumbuhan jumlah penduduk yang cepat dapat menyebabkan perubahan dalam struktur masyarakat. Seperti munculnya kelas sosial yang baru dan profesi yang baru. Selain itu, bertambahnya jumlah penduduk akan meningkatkan kebutuhan – kebutuhan hidup seperti sandang, pangan, dan perumahan. Padahal sumber – sumber pemenuhan kebutuhan tersebut terbatas. Konsekuensinya harus ada penciptaan lapangan kerja baru agar dapat memenuhi tuntutan kebutuhan yang makin meningkat. Jika tidak, maka akan terjadi berbagai masalah sosial, sperti kemiskinan, kriminalitas. Kondisi ini akan mengubah pola interaksi dan meningkatkan mobilitas sosial.
Sementara itu, berkurangnya jumlah penduduk bisa jadi disebabkan perpindahan penduduk dari desa ke kota atau dari suatu daerah ke daerah lainnya (transmigrasi, urbanisasi). Perpindahan ini akan mengakibatkan kekosongan dalam pembagian kerja dan jumlah angakatan kerja. Kondisi ini akan mempengaruhi lembaga – lembaga kemasyarakatan.
2)   Adanya penemuan baru
 Penemuan baru sebagai sebab terjadinya perubahan – perubahan dibedakan menjadi dua, yaitu discovery dan invention. Discovery adalah penemuan unsur kebudayaan baru, baik berupa alat maupun gagasan yang diciptakan oleh seorang individu atau kelompok. Sedangkan invention merupakan penemuan baru yang sudah diakui, diterima, serta diterapkan oleh masyarakat. Jadi discovery menjadi invention jika masyarakat sudah mengakui, menerima, dan menerpakan penemuan baru tersebut.
Adanya inovasi pada berbagai kehidupan sosial dan budaya masyarakat akan memberi pengaruh yang luas pada berbagai kehidupan masyarakat. Pengaruh ini berdampak pada terciptanya perilaku sosial dan adat istiadat yang baru di antara golongan masyarakat tersebut, di samping menggeser nilai – nilai dan norma – norma sosial yang lama. Contoh :
Penemuan telepon telah mengubah pola dan cara berkomunikasi masyarakat. Dulu, masyarakat yang jaraknya berjauhan tidak dapat berkomunikasi secara langsung dan membutuhkan waktu yang cukup lama. Namun, dengan adanya telepon masyarakat bisa berkomunikasi pada saat itu juga, bahkan dengan yang jaraknya berjauhan serta tanpa harus bertatap muka.
3)   Pertentangan (konflik) masyarakat
Dalam masyarakat yang heterogen dan dinamis, pertentangan – pertentangan mungkin saja terjadi antara individu dengan kelompok atau kelompok – kelompok tertentu. Apalagi pada masyarakat yang sedang berkembang dari tahap tradisional ke masyarakat modern seringkali terjadi pertentangan, misalnya antara golongan muda yang menganut nilai – nilai baru karena menerima unsur – unsur baru dari kebudayaan lain (seperti kebudayaan barat) dengan golongan tua yang umumnya ingin mempertahankan nilai – nilai, tradisi, dan kebudayaan tradisional. Konflik ini akan menimbulkan perubahan nilai – nilai, pola perilaku dan interaksi yang baru di masyarakat tersebut. Contoh:
Westernisasi di kalangan anak – anak muda cenderung menimbulkan konflik dengan orang – orang tua yang memandang kebudayaan barat tidak cocok dengan tradisi nilai – nilai bangsa, namun lambat laun bisa diterima walaupun terjadi konflik.
4)   Terjadinya pemberontakan atau revolusi
Perubahan yang terjadi secara cepat dan mendasar yang dilakukan oleh individu atau kelompok berpengaruh besar pada struktur masyarakat dan lembaga – lembaga kemasyarakatan mulai dari lembaga negara sampai keluarga mengalami perubahan yang mendasar. Contoh:
Revolusi Perancis merupakan pemberontakan masyarakat kelas bawah yang tertindas terhadap kekuasaan kerajaan yang bertindak sewenang – wenang.
5)   Ideologi
Ideologi bisa diartikan sebagai seperangkat kepercayaan, nilai, dan norma yang saling berhubungan yang dapat mengarahkan pada tujuan tertentu. Ideologi memainkan peran yang cukup besar dalam membentuk arah perubahan sosial. Ada bermacam – macam ideologi yang eksis di dunia yang dikelompokkan menjadi ideologi konservatif atau tradisional, liberal, dan radikal. Untuk mendorong terjadinya perubahan sosial di masyarakat, biasanya ideologi – ideologi ini dituangkan ke dalam kebijakan – kebijakan yang dikeluarkan pemerintah yang menganut salah satu ideologi tersebut.[9]
b.      Faktor Eksternal
1)   Lingkungan alam fisik yang ada di sekitar manusia
Penyebab perubahan yang bersumber dari lingkungan alam fisik, kadang kala disebabkan oleh masyarakat itu sendiri. Terjadinya bencana alam seperti banjir, longsor, gempa bumi, dan lain – lain menyebabkan masyarakat yang mendiami daerah tersebut terpaksa harus berpindah meninggalkan daerah tersebut dan mencari tempat tinggal baru sehingga mereka harus menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru. Hal tersebut akan mengakibatkan terjadi perubahan pada lembaga – lembaga masyarakat.
2)   Peperangan
Peperangan antara satu negara dengan negara lain bisa menyebabkan terjadinya perubahab – perubahan baik pada lembaga kemasyarakatan maupun struktur masyarakatnya. Biasanya negara yang menang akan memaksakan nilai – nilai dan cara – cara lembaga masyarakat yang dianutnya kepada negara yang kalah. Contoh :
Negara Irak setelah kalah perang melawan koalisi pimpinan Amerika Serikat. Amerika Serikat berusaha memaksakan penerapan sistem demokrasi menggantikan sistem kediktatoran rezim Saddam Husein. Hal ini mengakibatkan perubahan besar pada lembaga – lembaga negara, struktur pemerintahan, dan juga pola perilaku dan interaksi masyarakat Irak.
3)   Pengaruh kebudayaan masyarakat lain
Di zaman yang semakin terbuka, tidak ada negara atau masyarakat yang menutup dirinya dari interaksi dengan bangsa atau masyarakat lain. Interaksi yang dilakukan antara dua masyarakat atau bangsa mempunyai kecenderungan untuk menimbulkan pengaruh timbal balik. Selain masyarakat yang satu bisa mempengaruhi masyarakat lainnya, juga bisa menerima pengaruh dari masyarakat lain. Dengan demikian, akan timbul suatu nilai-nilai budaya yang baru sebagai akibat asimilasi atau akulturasi kedua budaya.[10]

C.      Modernisasi
1.    Pengertian Modernisasi
Secara historis, modernisasi merupakan perubahan-perubahan masyarakat pramodern menuju kepada suatu masyarakat yang modern.[11] Berikut ini adalah berbagai pendapat para ahli mengenai pengertian modernisasi.
a.       Astrid S. Susanto; modernisasi adalah proses pembangunan kesempatan yang diberikan oleh perubahan demi kemajuan.
b.       Widjojo Nitisastro; modernisasi mencakup suatu transformasi total dari kehidupan bersama yang tradisional atau pra modern dalam arti teknologi serta organisasi sosial, ke arah pola-pola ekonomis dan politis.
c.       Soerjono Soekanto; modernisasi adalah suatu bentuk dari perubahn sosial, yang biasanya merupakan perubahan sosial yang terarah (directed change) yang didasarkan pada suatu perencanaan yang biasanya dinamakan social planning.
d.      Louis Irving Horowitz; modernisasi yang non ideologis pada dasarnya merupakan suatu istilah teknologi, bukan suatu istilah penilaian. Ia menyangkut penggantian tenaga kerja manusia oleh mesin-mesin. Modernisasi berkaitan dengan komunikasi informasi dalam tempo cepat, pemindahan orang dan barang dengan cepat, otomasi jasa – jasa, dan sebagainya.
e.       Harol Rosenberg; modernisasi sebagai sebuah tradisi baru. Modernisasi mengacu pada urbanisasi, atau sampai sejauh mana dan bagaimana pengikisan sifat-sifat pedesaan suatu masyarakat berlangsung.
f.        Alex Inkeles; bahwa ada sikap-sikap tertentu yang menandai manusia dalam setiap masyarakat modern. Dan di antara sikap-sikap ini, ada kegandrungan buat menerima gagasan-gagasan baru serta mencoba metode-metode baru, kesediaan buat menyatakan pendapat; kepekaan pada waktu yang membuat manusia lebih mementingkan waktu ini dan waktu mendatang daripada waktu lampau; rasa ketetapan waktu yang lebih baik; keprihatinan yang lebih besar untuk merencanakan organisasi dan efisiensi; kecenderungan buat memandang dunia sebagai sesuatu yang bisa dihitung, kepercayaan pada ilmu pengetahuan dan teknologi; dan akhirnya, keyakinan pada keadilan yang bisa diratakan.[12]
2.    Syarat – Syarat Modernisasi
Adapun syarat-syarat suatu modernisasi menurut Soerjono Soekanto (1982) dalam buku Sosiologi: Skematika, Teori, dan Terapan karya Abdulsyani adalah sebagai berikut :
a.      Cara berpikir yang ilmiah (scientific thinking) yang institutionalized dalam the ruling class maupun masyarakat. Hal ini menghendaki suatu sistem pendidikan dan pengajaran yang terencana dengan baik.
b.     Sistem administrasi negara yang baik, yang benar-benar mewujudkan bureaucracy (birokrasi).
c.      Adanya sistem pengumpulan data yang baik dan teratur yang terpusat pada suatu lembaga atau badan tertentu. Hal ini memerlukan penelitian yang kontinu, agar data termaksud tidak tertinggal.
d.     Penciptaan iklim yang favourable dari dari masyarakat terhadap modernisasi dengan cara penggunaan alat-alat komunikasi masa. Hal ini harus dilakukan tahap demi tahap, karena banyak sangkut pautnya dengan sistem kepercayaan masyarakat (believe system).
e.      Tingkat organisasi yang tinggi, yang di satu pihak berarti disiplin, sedangkan di lain pihak berarti pengurangan kemerdekaan.
f.      Sentralisasi wewenang dalam pelaksanaan social planning.[13]
3.     Ciri – Ciri Modernisasi
Menurut Cyril Black, masyarakat modern ditandai dengan tumbuh dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi baru yang menambah kemampuan manusia dalam mengungkap rahasia-rahasia dan perubahan – perubahan pada lingkungan alam. Modernisasi hanya dapat terjadi jika terdapat suatu dorongan. Dorongan-dorongan itu menurut David Mc Cleland adalah sebagai berikut.
a.       Pribadi yang memiliki need for achievement, yaitu kebutuhan untuk berprestasi.
b.      Perasaan tanggung jawab terhadap masyarakat
c.       Memiliki modal yang cukup
d.      Memiliki ilmu pengetahuan yang tinggi[14]
Modernisasi merupakan salah satu modal kehidupan yang ditandai dengan ciri-ciri :
a.      Kebutuhan materi dan ajang persaingan kebutuhan manusia.
b.     Kemajuan teknologi dan industrialisasi, individualisasi, sekularisasi, diferensiasi, dan akulturasi.
c.      Modernisasi banyak memberikan kemudahan bagi manusia.
d.     Berkas jasanya, hampir semua keinginan manusia terpenuhi.
e.      Modernisasi juga memberikan atau melahirkan teori baru.
f.      Mekanisme masyarakat berubah menuju prinsip dan logika ekonomi serta orientasi kebendaan yang berlebihan.
g.     Kehidupan seseorang perhatian religiusnya dicurahkan untuk bekerja dan menumpuk kekayaan.[15]



BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
1.    Peradaban adalah kumpulan seluruh hasil budi daya manusia, yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, baik fisik (misalnya bangunan, jalan), maupun non-fisik (nilai-nilai, tatanan, seni budaya, maupun iptek).
2.    Perubahan sosial merupakan perubahan yang terjadi dalam waktutertentu terhadap organisasi sosial masyarakat yang meliputi nilai – nilai, norma, kebudayaan, dan sistem sosial. Bentuk perubahan sosial budaya antara lain: revolusi, evolusi, perubahan yang direncanakan dan tidak direncanakan, perubahan berpengaruh luas dan tidak luas, serta perubahan struktur dan proses. Selain itu perubahan sosial juga terjadi karena beberapa faktor baik faktor internal maupun eksternal.
3.    Modernisasi adalah sebuah bentuk perubahan dari keadaan yang kurang maju atau kurang berkembang ke arah yang lebih baik dengan harapan akan tercapai kehidupan masyarakat yang lebih maju, berkembang, dan makmur. Untuk mewujudkan modernisasi, maka masyarakat harus berpikir rasional, meningkatkan birokrasi, mengumpulkan data pada badan tertentu, mempunyai organisasi yang tinggi, serta terdapat sentralisasi wewenang dalam melaksanakan sosial planning.

B.       Saran
Untuk selanjutnya, penulis berharap agar penulis yang lainnya memberikan kontribusinya untuk menulis hal – hal yang berkaitan dengan kehidupan sosial budaya yang lain pada masyarakat.


DAFTAR PUSTAKA
BUKU

Abdulsyani. Sosiologi: Skematika, Teori, dan Terapan. (Jakarta: PT Bumi Aksara 2013)

M., Idianto. Sosiologi untuk SMA Kelas X. (Jakarta: Erlangga, 2004)

Mulyadi, Yad. Antropologi: untuk Sekolah Menengah Umaum Kelas 3 Program Studi Ilmu Pengetahuan Sosial. (Bandung: PT Granesia, 1999)

Noor, M. Arifin, Ilmu Sosial Dasar, (Bandung: Pustaka Setia, 1997)

Tumanggor,  Rusmin dkk. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. (Jakarta: Kencana, 2012)


INTERNET

“Pengertian Kebudayaan dan Peradaban”. http://sofyan-ali.blogspot.com/2012/10/pengertian-kebudayaan-dan-peradaban.html. 7 Oktober 2012. diakses pada 31 Oktober 2014

Huki, Luci. “Syarat dan Ciri Modernisasi”. http://ilmudanpengetahuangratis.blogspot.com/2014/06/syarat-dan-ciri-modernisasi.html. 15 Juni 2014. diakses pada 6 November 2014

Nursyamsi, Rizky Akbar. Perbedaan Antara Peradaban dan Kebudayaan. http://rizky-akbar-n.blogspot.com/2013/05/perbedaan-antara-kebudayaan-dan.html. 14 Mei 2013. diakses pada 31 Oktober 2014

Omika, Hefri Asra. “Modernisasi dan Globalisasi”. http://infosos.wordpress.com/kelas-xii-ips/modernisasi-dan-globalisasi/. diakses pada 6 November 2014

Wrahatnala,  Bondet. Bentuk – Bentuk Perubahan Sosial. http://www.academia.edu/7295315/10_Bentuk_Perubahan_Sosial_pada_Masyarakat. diakses pada 31 Oktober 2014



[1]Rusmin Tumanggor dkk., Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), 77
[2] “Pengertian Kebudayaan dan Peradaban”, http://sofyan-ali.blogspot.com/2012/10/pengertian-kebudayaan-dan-peradaban.html, 7 Oktober 2012, diakses pada 31 Oktober 2014

[3] Rizky Akbar Nursyamsi, Perbedaan Antara Peradaban dan Kebudayaan, http://rizky-akbar-n.blogspot.com/2013/05/perbedaan-antara-kebudayaan-dan.html, 14 Mei 2013, diakses pada 31 Oktober 2014
[4] Idianto M., Sosiologi untuk SMA Kelas X, (Jakarta: Erlangga, 2004), 85
[5] Ibid., 86
[6] M. Arifin Noor, Ilmu Sosial Dasar, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), 265
[7] Yad Mulyadi, Antropologi: untuk Sekolah Menengah Umaum Kelas 3 Program Studi Ilmu Pengetahuan Sosial, (Bandung: PT Granesia, 1999), 61 – 62
[8] Bondet Wrahatnala, Bentuk – Bentuk Perubahan Sosial, http://www.academia.edu/7295315/10_Bentuk_Perubahan_Sosial_pada_Masyarakat, diakses pada 31 Oktober 2014
[9] M., Sosiologi, 90 – 92
[10] Ibid.,  92-93
[11] Abdulsyani, Sosiologi: Skematika, Teori, dan Terapan, (Jakarta: PT Bumi Aksara 2013), 173
[12] Abdulsyani, Sosiologi., 173 – 174
[13] Ibid., 175 – 176
[14]Hefri Asra Omika, “Modernisasi dan Globalisasi”, http://infosos.wordpress.com/kelas-xii-ips/modernisasi-dan-globalisasi/, diakses pada 6 November 2014
[15] Luci Huki, “Syarat dan Ciri Modernisasi”, http://ilmudanpengetahuangratis.blogspot.com/2014/06/syarat-dan-ciri-modernisasi.html, 15 Juni 2014, diakses pada 6 November 2014

1 komentar:

  1. Welcome bonus: 500% up to €1000 + 100 Free Spins - Wooricasinos
    Aspire Casino Bonus - Free Spins For instance, in the 룰렛 규칙 case of Mega Casino, you'll get 스마일 토토 a 100% deposit match 배팅 bonus up 해외배당흐름 to €1000 + 슬롯 머신 게임 100 Free Spins

    BalasHapus